Kita memperingati pesta orang besar dalam sejarah Gereja, St. Agustinus dari Hippo. Kebesaran Agustinus bukan terutama terletak pada kepandaian dan karirnya, tapi terutama karena teladan hidup yang dia tinggalkan. Dia menghidupi betul apa yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini " keadilan, belaskasihan dan kesetiaan lebih penting dari pada persembahan, persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan." (Matius 23:23) Kesetiaan dan kasih Agustinus pada Tuhan dibuktikannya sampai akhir hayat melalui segudang petualangan dan karya sebagai rahib, imam, pengkhotbah uskup dan akhirnya pujangga Gereja. Dia persembahakan seluruh karyanya setiap hari dalam doa yang terkenal ini:" Gelisah hatiku sebelum istirahat pada-Mu, bilakah aku akan tiba dan memandang wajah-Mu". Tuhan, bagi Agustinus, adalah daya tarik yang membahagiakan sekaligus menggelisahkan. Dia menjalani tugas dan karyanya dengan baik tapi pada saat yang sama mempercayakan pada Tuhan penyempurnaan karyanya itu. Ini sikap seorang yang rendah hati sekaligus adil. Adil karena dia memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan: menyempurnakan karya-karya kita.
Apakah anda punya kerinduan yang sama dengan Agustinus? Semoga kerinduan itu meneguhkan semangat anda dalam berkarya memuliakan Dia.

------
Agustinus lahir dan besar sebagai orang Katolik di Tagaste. Tapi di masa mudanya ia meninggalkan iman Kristiani dan menikah dengan seorang perempuan secara tidak sah. Setelah tinggal bersama perempuan itu beberapa tahun, mempunyai seorang anak dan aktif dalam gerakan heretik manikeisme, Agustinus pun kembali bertobat. Pertobatannya terjadi berat doa sang ibu, St. Monika dan St. Ambrosius. Ia kemudian menjual semua hartanya dan memberikannya kepada orang miskin, juga mendirikan biara. Ia berkat karya-karyanya dianugerahi gelar sebagai pujangga Gereja.

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds