Apa Anda Tahu Bersyukur?


Bacaan Injil " Kisah seorang tuan yang memberi upah kepada para hambanya"

Perupamaan ini menarik. Sepintas ketika membaca perumpaan tersebut terbersit antipati atau tidak setuju dengan tindakan yang diambil tuan tanah ini. Dia memberi upah yang sama kepada para pekerja meskipun jumlah waktu kerjanya berbeda satu dengan yang lainnya. Masakan yang baru bekerja satu jam mendapatkan upah yang sama - satu dinar - dengan mereka yang sudah bekerja belasan jam? Akan tetapi, ketika mengikuti dan mencermati dengan baik maksud perumpamaan ini, kita akan berdecak kagum. Yesus tidak bicara soal apa yang adil menurut pandangan kita. Yah.., kita bisa bicara soal macam-macam keadilan. Dalam konteks perumpamaan ini, antipati kita bisa didasarkan atas pandangan tentang keadilan komutatif. Para pekerja telah menukar tenaga mereka selama beberapa jam dengan uang satu dinar. Mestinya, berdasarkan jumlah kerja, upah setiap orang dengan jumlah jam kerja yang berbeda, harus berbeda pula. Tetapi, jika diperhatikan dengan baik, sejak awal memang sudah ada kesepakatan antara si tuan dan para pekerja bahwa mereka bersedia dibayar satu dinar sehari. Dalam hal ini, tidak ada alasan juga mempersalahkan si tuan.
Yesus sebenarnya mau bicara tentang arti keselamatan. Keselamatan itu bukan bergantung pada siapa yang lebih dahulu ditentukan untuk diselamatkan atau siapa yang lebih kemudian; tidak bergantung pada siapa yang paling baik dan paling benar;siapa yang paling suci dan paling berdosa; agama atau sukunya apa. Bukan! Keselamatan itu adalah anugerah yang sama dan khas untuk semua. Maka, tidak pada tempatnya jika meributkan siapa yang paling layak masuk surga atau tidak seperti beberapa teman kita di tanah air yang begitu percaya bahwa agama lain itu kafir dan buruk.
Kisah ini juga berisi kritik tajam untuk kecenderungan kita yang terlalu banyak menghabiskan energi kita dengan membanding-bandingkan kelebihan yang satu dengan yang lain daripada mensyuri dan mengembangkan anugerah Allah dalam diri kita. Banyak orang yang tidak bahagia karena meratapi kekurangannya dan pada saat yang sama merindukan keadaan/status orang lain dan lupa bahwa ia memiliki kemampuan lain yang khas dan berguna.
Maka injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita sudah secara maksimal mengembangkan kemampuan-kemampuan kita? Apakah juga kita masuk hitungan orang-orang yang suka membanding-bandingkan, yang akhirnya tidak pernah menerima diri sendiri?
Semoga anda makin menjadi pribadi yang percaya diri, mensyukuri dan mengembangkan seluruh hidup anda bagi kerajaan Allah.
Salam,
ronald,s.x.

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds