Bacaan Injil "Perumpamaan tentang perjamuan kawin" Lukas 22:1-14

Hidup kita akrab dengan pesta. Entah apa rasanya dan apa jadinya, jika pesta tidak pernah menjadi tradisi masyarakat manusia? Orang-orang dari setiap kebudayaan memiliki tradisi yang khas untuk berpesta. Yang sama dalam setiap pesta adalah pesta selalu merupakan pernyataan kegembiraan secara publik, kegembiraan yang menentukan dalam hidup seseorang; kegembiraan karena kelahiran anak baru,kegembiraan karena diresmikannya bahtera rumah tangga yang baru, kegembiraan karena selamat dari malapetaka, dan seterusnya dan seterusnya. Si tuan pesta mengungakpkan kegembiraan itu dengan mengundang rekan-rekan dekatnya, keluarga dan para sahabat untuk ikut ambil bagian dalam kegembiraan itu. Maka, menghadiri pesta berarti berpartisipasi, ikut serta dalam hidup si tuan pesta; bukan hanya kegembiraannya tapi seluruh pengalaman yang sudah dan akan dialaminya. Pesta dengan demikian, adalah perayaan akan hubungan komuniter manusia yang satu dengan yang lainnya. Dengan ikut pesta, kita secara tak terkatakan ingin menyampaikan bahwa " kita ingin mengecapi hidup si tuan pesta sepenuhnya dalam pengalaman susah dan senang".
Yesus hari ini bicara tentang pesta untuk mengajarkan makna Kerajaan Allah. Allah sendiri,si tuan pesta, mengundang semua manusia, kita, anda, untuk masuk mengecapi kekayaan dan kelimpahan hidup-Nya. Kerajaan Allah tidak lain adalah hidup Allah sendiri yang dianugerahkan secara cuma-cuma pada kita. Ia telah mengorbankan miliknya untuk pesta itu, yakni anak-Nya sendiri. Yesus adalah anugerah hidup Allah bagi kita. Yesus dianugerahkan untuk semua orang. Karena anugerah itu cuma-cuma, setiap orang pun bebas untuk menerima atau menolaknya.
Kalau anda ditawarkan sesuatu, dan jika anda menghendakinya, tentu anda mengulurkan tangan untuk menerimanya. Akan tetapi, tidak setiap uluran tangan mengungkapkan sikap menerima yang otentik. Anda,misalnya, dikatan tidak sopan jika menerima pemberian seseorang dengan tangan kiri; atau tidak menghormati si pemberi jika anda menerimanya dalam keadaan tangan yang kotor. Saya hanya mau menunjukkan bahwa ini sama dengan apa yang dimaksudkan Yesus bahwa setiap orang yang mau menerima hidup Allah dalam dirinya mesti punya dress code yang tepat. Dress code itu apa menurut anda? Saya kira, dress codenya adalah keterbukaan hati, kegembiraan, serta kepercayaan pada-Nya. Hati yang terbuka adalah hati yang siap selalu setiap hari untuk bekerjasama dengan Yesus. Setiap hari saya selalu doa " Tuhan, terima kasih atas panggilan saya ini, semoga saya melewati hari ini bersama-mu dengan setia. Hati yang gembira dan percaya adalah hati yang hanya memberi tempat bagi Yesus dan bukan kekuatiran tentang makanan, relasi , masa depan, uang dan hal-hal lain. Sudahkah anda punya dresscode ini?

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds