Bacaan Lukas 14:1.7-11

Sabda Tuhan hari ini saya rasakan membantu memberi awalan yang baik bagi kita untuk memasuki bulan yang kita khususkan sebagai bulan kitab suci ini. Kisah sindiran Yesus atas perilaku beberapa tamu yang berebut tempat terhormat pada sebuah pesta yang dihadiri-Nya, tidak saja mengingatkan kita akan sikap kerendahan hati, tapi tertutama menghantar kita pada kedalaman hubungan kita dengan Dia. Persahabatan, mungkin itu kata yang paling cocok untuk menjelaskannya.
Saya yakin, dan hal ini sedang terjadi dalam hidup rohani saya, bahwa Yesus adalah Si Tuan Pesta yang senantiasa mengajak dan mengundang kita untuk duduk di depan; berhadap-hadapan dengan-Nya. Mata dan hati saya terpaku pada kata-kata ini " Sahabat, silahkan duduk di depan (ayat.10). Kalimat ini dalam sekali maknanya dan saya merenungkannya demikian:
silahkan duduk di depan adalah ungkapan kehendak untuk mengutamakan yang lain, mengutamakan sahabat. Dengan duduk di depan kita bisa berhadap-hadapan dengan sahabat kita; kita sanggup melihat bagaimana sahabat kita menyatakan dirinya dan pada saat yang sama merasakan bagaimana kita disambut dan dibiarkan pula untuk menyatakan diri kita. Saya selalu ingat saat-saat di mana papa memanggil saya duduk menghadapnya dan mengakui kenakalan-kenakalan yang saya buat. Kata-katanya yang tidak jarang meninggi membuat saya takut - terbayang jika tangannya melayang memukul saya - tapi itu tidak mengaburkan kebenaran bahwa saya diterima, diakui meski salah, dan tentu dicintai. Saya ingat pula pengalaman face to face dengan konfrater saya; berhadap-hadapan bicara dan menyatakan "kamu salah" tanpa mengurangi pengakuan saya akan dia. Demikian pun sebaliknya ketika saya diperlakukan sama; seperti ditelanjangi. Teguran sahabat selalu sebanding dengan pengakuan dan peneguhan yang diberikannya pada kita " Nal,..ide-idemu bagus..".
Kalimat, "Sahabat, silahkan duduk di depan",mengungkapkan kedalaman hubungan antarpribadi.
Tidak hanya itu saja, dengan mengatakan silahkan duduk di depan, sahabat kita pada saat itu seolah-olah mau menyatakan "biarkan saya berdiri dan melayani anda".
Persahabatan Yesus dengan kita mestinya tidak perlu diragukan lagi. Dia bilang " tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya". Dalam perjumpaan pribadi kita dengannya, entah waktu doa pribadi, sebelum menyambut ekaristi, atau saat merenungkan sabda-Nya, hendaknya selalu dibatinkan janjinya ini "marilah semua kalian yang letih lesuh dan berbeban berat, aku akan memberikan kelegaan bagimu". Secara khusus di bulan kitab suci ini, sediakanlah beberapa menit setiap hari atau setiap dua hari (tergantung situasi anda) untuk merenungkan sabda-Nya. Bagus kalau saat membaca kitab suci, anda menyadari bahwa yang sedang anda jumpai bukan kata-kata yang indah dan menarik tapi seorang pribadi, sahabat yang menyambut, mengakui dan mencintai kita. Mudah-mudahan dengan demikian, sabda yang anda renungkan menjadi kehidupan bagi banyak orang. Selamat menikmati persahabatan indah itu dengan-Nya.
Salam,
ronald,s.x.

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds