Aku Ingin Kamu Tetap Hidup


Bacaan : Lukas 4:38-41" Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang lain"

Kiranya anugerah kesembuhan yang dialami ibu mertua Petrus bukan hanya bersumber dari kuasa yang dimiliki Yesus, tapi terutama kehadiran-Nya. Injil mencatat "Ia berdiri di sisi perempuan itu". Berdiri di samping adalah pernyataan pilihan untuk ikut menanggung sakit dan deritanya. Hampir setahun lalu saya dan teman-teman frater cempaka putih secara bergantian setiap hari menunggui P. Morini yang terbaring tak berdaya di rumah sakit karena stroke. Kesal juga beberapa kali harus menjaga jangan sampai gerakan refleks tanggannya membuat infusnya tercabut. Kelumpuhan salah satu syaraf otaknya membut saudara saya ini untuk beberapa waktu lamanya tidak sadar penuh. Dia hanya mengerang kalau celananya basah dan pispotnya lepas. Pertama kali mengalami itu, geli juga rasanya. Setiap kali dia mengerang, saya memijat-mijat tangannya, mengucapkan kata-kata yang menghibur meski saya tahu dia tidak memahaminya. Kehadiran dan cara kami masing-masing memperlakukan dia secara bergantian, saya yakin, ikut mendorong kesembuhan yang sekarang sudah berangsur-angsur dialami pastor Morini. Ajaibnya Tuhan!
Ikatan akan pengalaman tadi membawa saya pada permenungan bahwa kasih Tuhan yang besar itulah yang selalu menopang hidup kita, meski kita tidak langsung mengalaminya atau bahkan pada saat kita tidak lagi punya kemampuan untuk menyadarinya, seperti konfrater saya tadi.
kehadiran, apalagi kehadiran yang didasari keputusan untuk mencintai, itu menyembuhkan. Pilihan dasar Yesus adalah mencintai tanpa syarat. Dia sudah mengatakannya pada saat memperkenalkan diri "Roh Tuhan ada padaku oleh sebab Ia telah mengurapi aku, untuk menyuampaikan kabar baik untuk orangporang miskin dst.." (Luk.4:16-3). Pilihan Yesus untuk hadir dan menjumpai ibu mertua Petrus mendahului kuasa yang Ia miliki. Seluruh tindakannya, kehadiran dan kuasa menghardik setan adalah pilihan-Nya untuk mencintai. Membayangkan ini - saat dia hadir di sisi mertua Petrus - mengingatkan saya akan apa yang direfleksikan emmanuel Levinas tentang arti mencintai. Mencintai samahalnya dengan mengatakan " Aku ingin kau tetap hidup".
Mungkin saudara pernah melihat film yang memenangkan Oscar dua tahun lalu, million dollar baby. Bagaimana mungkin pelatih itu sungguh mencintai muridnya yang lagi koma, jika akhirnya pelatih itu menarik kabel infus muridnya. Pernyataan bahwa dia tidak ingin muridnya lebih lama lagi menderita bukanlah sikap mencintai, tapi sebaliknya sikap melarikan diri dari pilihan untuk mencintai yakni siap menanggung semua deritanya. Ketidaksadaran total yang dialami si gadis, tidak membebaskan kita dari kewajiban untuk terus menjadi ayunan nina bobo kasih Allah. Saya tidak ingat lagi bagaimana nyeyaknya saya waktu diayun-ayunkan mama di dalam ayunan kain. Saya tak sadar, tapi hanya merasakan kenyamanan.
Marilah berkat babtis yang kita terima - dan karenanya kita beroleh kuasa - kita membawa penyembuhan bagi seisi rumah kita, bagi anak-anak,orangtua saudara-saudari dengan kehadiran, pengertian, kesetiaan dan pengampunan.
salam,
ronald

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds