Bacaan: Lukas 16:19-31 " Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin"

Kisah Injil tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin sudah sering kita baca dan kita dengar. Tokoh Lazarus juga mungkin sering anda dengar. Benar, dia adalah saudara Marta dan Maria sahabat dekat Yesus yang tinggal di Betania. Saking sayangnya Yesus pada Lazarus sampai-sampai ketika ia datang ke Betania melayat Lazarus, Dia menangis. Lazarus kita tahu dibangkitkan Yesus.
Tokoh Lazarus yang diceritakan Yesus dalam bacaan Injil hari ini tidak sama dengan Lazarus sahabat Yesus. Lazarus hanya menjadi figuran untuk perumpamaan yang mau disampaikan Yesus. Dalam kisah ini, orang kaya hidup senang dan tak berkekurangan, sementara Lazarus hidup miskin dan kelaparan. Ia selalu duduk di depan pintu rumah orang kaya itu, memungut remah-remah yang jatuh dari meja si kaya supaya rasa laparnya terobati. Singkat cerita kedua-duanya mati. Yang kaya mati menyusul Lazarus. Kehidupan baru yang dialami keduanya sungguh berbeda jauh. Lazarus hidup di surga dan dalam pangkuan Abraham sementara si kaya menderita dalam api hukuman yang bernyala-nyala.
Mendengar cerita ini kita bisa langsung merasa ngeri. Atau kesan yang bisa selalu muncul adalah keyakinan bahwa orang yang kaya itu ditolak Tuhan dan pasti masuk neraka. Sebaliknya yang miskin akan menikmati surga mulia. Apakah memang demikian maksud Yesus? Apakah Yesus memang berbicara tentang realitas bernama surga dan neraka? Ataukah dia mau mengatakan sesuatu yang sama sekali lain?
Surga dan neraka adalah konsep dan keyakinan yang sudah ada dalam Yudaisme dan terus diwarisi turun-temurun. Bahkan kekristenan mewarisi istilah biblis ini sebagai salah satu dari beberapa ajaran/katekismusnya. Surga, paradiso adalah tempat kebahagiaan yang hanya dinikmati oleh mereka yang diselamatkan dan yang hidup saleh. Sementara neraka (inferno)adalah tempat hukuman bagi mereka yang jahat dan berdosa. Satu konsep lain yang ditambahkan dalam kekristenan adalah api penyucian (purgatori). Pada masa lampau istilah-istilah ini begitu ditekankan sehingga akibatnya memudarkan inti atau pesan penting warta Injil.
Yesus adalah orang Yahudi juga. Maka dalam pengajarannya dia tentu memakai istilah dan ungkapan yang sudah akrab di telinga pendengarnya. Surga dan neraka yang disinggung Yesus dalam kisah Injil hari ini diapakai Yesus untuk menyampaikan satu pesan penting. Pesan penting itu disampaikan melalui mulut orang kaya ketika ia berdialog dengan Abraham. Dalam dialog itu kita menemukan bahwa surga dan neraka adalah istilah yang mau mengungkapkan realitas yang benar-benar ada yakni kebahagiaan kekal dan hukuman/kebinasaan. Dua realitas ini tak terseberangi. Si kaya akhirnya meminta supaya Lazarus memberitahu lima saudaranya yang masih hidup untuk merubah hidup mereka supaya tidak mengalami nasib yang sama dengannya. " Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi", itulah jawaban Abraham. Maksudnya, taurat yang dibawa Abraham juga titah-titah para nabi sudah cukup menjadi pedoman bagi mereka untuk selamat.
Akan tetapi, di sini lah puncaknya, yang menarik adalah tanggapan si kaya ini. Ia membantah Abraham. Menurutnya, kesaksian Musa dan para nabi belum sungguh atau cukup menyelamatkan. "Harus ada orang yang datang dari dunia orang mati" dan dia itulah yang bisa menyelamatkan. Inilah kunci kisah ini. Melalui tokoh orang kaya, tokoh antagonis yang tentu saja tidak mengundang simpati banyak orang, Yesus malah mewartakan point ceritanya yakni pernyataan identitas dirinya. Dialah yang "datang dari dunia orang mati" itu untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Dialah yang menjembatani dunia hukuman dan kebahagiaan. Dia sudah hidup, menderita dan bahkan mati sebagai orang hukuman supaya manusia ikut bangkit bersama dia dan hidup hidup bahagia. Jadi Yesus sebenarnya bicara tentang dirinya; bukan tentang surga dan neraka; bukan juga tentang kaya yang miskin - apalagi sampai mengatakan bahwa yang kaya masuk neraka dan yang miskin masuk surga. BUKAN.
Kita tidak mungkin akan mencapai surga dan tetap terus tinggal dalam dunia hukuman kalau kita tidak menyerahkan diri dan percaya pada Dia. Percuma saja Yesus datang menyelamatkan kalau kita sendiri menolak Dia. Yang mesti kita cintai dan kita ikuti adalah Yesus, bukan lainnya, bukan aturan haram dan halal, boleh ini dan tidak boleh itu. Tidak jarang tindakan baik kita sering didorong bukan oleh cinta pada Yesus tapi pada rasa takut. Saya memberi sedekah kepada orang lain bukan karena saya ingin ikut ambil bagian dalam kesulitan / kebutuhannya tapi karena saya takut masuk neraka. Atau saya mesti rajin ikut kegiatan lingkungan dan pergi misa setiap minggunya supaya dapat tempat di surga. Surga dan neraka itu seolah-olah akhirnya menjadi saingan baru bagi Tuhan. Banyak di antara kita yang tidak sedang mengikuti Dia, tapi menjadi pengkut keyakinan tentang surga dan neraka. Semoga kita bertobat!

salam,

ronald,s.x.

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds