Saya memilih mengambil gitar menyanyikan imagine-nya Jhon Lennon waktu menerima sebuah email provokatif di tengah memanasnya konflik Israel-Hamas. Terlampir dalam email itu beberapa gambar korban dari pihak Palestina yang katanya tidak ditayangkan CNN dan saluran berita resmi lainnya. Lalu email itu berakhir dengan ajakan untuk meminta Tuhan menghancurkan Israel.
Perang yang disayangkan begitu banyak orang ini, tidak sedikit dilihat dan ditanggapi secara hitam-putih seperti provakator tadi. Terlalu naif melihat konflik Israel-Palestina sebagai konflik agama, siapa yang paling benar dan siapa yang tidak. Tentu tidak bijaksana juga memihak satu dan memusuhi yang lain selain korban, sekali lagi selain korban dan perddamaian. Lebih lagi, terlalu sayang atas nama Tuhan, mengutuk yang lain atau menyerahkan penyelesaian konflik ini pada Tuhan.
Kita tahu militer Israel atau pemerintah berkuasa Israel tidak pernah mewakili seluruh kehendak rakyat Israel, begitupun Hamas tidak pernah mewakili seluruh lapisan rakyat Palestina yang majemuk. Pengirim email tadi lupa dengan realitas ini.
Mungkin demikian kenapa Jhon Lennon menulis bait ini

Imagine there's no heavenIt's easy if you tryNo hell below usAbove us only skyImagine all the peopleLiving for today...
Ia yang oleh beberapa orang dicap ateis kiranya menolak gambaran Allah seperti tadi, atau paradigma hitam –putih, surga-neraka, yang sering jadi kategori memahami fakta sekaligus alasan untuk balas dendam. Tuhan yang dimaksudkan oleh provokator tadi adalah nama yang terlalu anggun untuk menutup apa yang sebenarnya adalah kepentingan, nafsu dan kehendak untuk berkuasa.

Imagine there's no countriesIt isn't hard to doNothing to kill or die forAnd no religion tooImagine all the peopleLiving life in peace...
Jhon membayangkan sebuah masyarakat tanpa sistem yang kita sebut Negara, bahkan tanpa agama. Nasionalisme dan fanatisme keagamaan yang puritan seringkali adalah topeng nafsu berkuasa tadi. Jika selalu demikian, kita tidak pernah mematahkan adagium dan kepercayaan lama warisan Romawi, si vis pacem para bellum, jika ingin damai berperanglah. Dan rasanya semua orang yang dengan cara apapun memprovokasi memanasnya konflik dan perang tidak lebih baik dari para prajurit Israel dan Hamas yang saling baku tembak.
Kita bersama Jhon lebih baik menyanyikan lagu ini, berdoa dan berbagi damai daripada membaca tulisan atau berita-berita provokatif yang seringkali punya kepentingannya sendiri, apa pun itu, CNN,Al Jasera, dan seterusnya.
Imagine kelihatan seperti sebuah rintihan akan kemustahilan sebuah perdamaian, atau sebuah ungkapan sikap absurditas, sikap yang menyerah saja pada keadaan dan hanya berimajinasi. Namun, imagine yang dimaksudkan Jhon adalah undangan untuk menyingsingkan lengan baju, bahu membahu membangun damai di tempat dan lingkungan hidup dan kerja kita, paling kurang kita bisa mulai dengan mengirimkan pesan-pesan damai kepada banyak orang.
Jhon ateis, tidak percaya pada Tuhan yang dipercaya oleh para pelaku perang dan penguasa-penguasa. Setelah keluar dari the Beatles, ia hidup sebagai pasivis dan aktivis sosial bersama dikeluarkannya lagu imagine serta beberapa album sentimental lainnya. Ia menghidupi apa yang ia nyanyikan itu dalam hidup hariannya sebelum akhirnya dibunuh oleh fans beratnya pada tahun 1970. Rasanya jelas hidup Lenon tidaklah absurd. Malah lagu ini menjadi song theme of peace internasional. Yang hidupnya absurd tak lain adalah orang beragama yang memprovakasi sesamanya untuk balas dendam , malah bisa disebut atheis yang sesungguhnya. Ia absurd karena ia tak lagi bisa menerima dan mengubah keadaan selain menerima saja keadaan dengan makin memperburuk keadaan itu.
Saya dan teman-teman dari beberapa negara menyanyikan lagu ini dalam sebuah doa bersama seraya membawa mawar merah putih untuk semua korban perang, rakyat Palestina yang menderita dan semua korban perang lainnya. Semoga saya dan kami tidak sendiri juga walaupun anda bisa mencap kami pemimpi.
Ronald,SX

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds