Hari ini,di tahun ke tujuh saya merayakan natal di luar rumah dan kampung halaman, saya mengumpulkan beberapa bongkah kayu yang baru ditebang dua hari lalu, juga rumput yang baru ramai-ramai kami potong. Dengan bahan-bahan itulah antara lain saya membentuk kandang natal sederhana untuk natal kali ini. Lumayan juga...Pengalaman kecil ini seperti tetap menyambung banyak kesan yang tertinggal dalam ingatan tentang natal. Di rumah, selain kandang natal, lampion sering jadi ornamen wajib untuk menyambut pesta ini. Lampion tak lain lampu yang dipasang dalam rangkain kertas minyak berbentuk bintang natal dan di pasang di depan pintu rumah. Setelah misa natal,kami biasanya ramai-ramai mengunjungi tetangga dan memperhatikan bagaimana malam suci itu penuh hiasan warna-warni dengan aneka bentuk. Mengingat semuanya itu saya sampai pada permenungan ini, setiap orang beriman di malam suci ini seperti saling mau menyatakan bahwa di rumah mereka peristiwa natal tengah terjadi dan lampion itu adalah penunjuknya. Rumah seolah tak pernah dikunci bahkan tanpa pintu, karna siapa saja boleh datang, siapa saja seolah diundang untuk merayakan natal, makan dan minum kue yang disediakan keluarga di rumah.
Suatu kali saya terkejut ketika pulang sekolah, di dapur saya mendapati orang gila yang sering ditakuti oleh anak-anak, tengah makan di rumah bersama ibu saya. Saya takut sekali dan lari meninggalkan rumah. Akan tetapi ibu saya tetap seperti biasa, orang gila itu tidak menyakitinya...Kandang natal kecil yang saya siapkan untuk natal kali ini seperti mengembalikan saya pada peristiwa itu dengan pertanyaan, apakah pantas orang gila itu makan di rumah saya? Kenapa ibu saya menerimanya? Pertanyaan kecil ini rasanya sebanding juga dengan pertanyaan apakah kita pantas berjabat tangan dengan orang yang baru saja memukul kita? Apakah pantas di hari ini, kita membuka pintu kita lebar-lebar bagi semua dan untuk semua tanpa harus menuntut apa-apa? Apakah kita pantas juga meninggalkan rumah kita dan pergi berdamai dengan orang yang telah kita sakiti? Mudah-mudahan dengan membaca sajak St. Yohanes dari Salib,yang sudah terlebih dahulu saya kirimkan, anda menemukan jawabannya, paling tidak menemukan kado yang pantas buat keluarga, pacar, teman dan sahabat di hari natal ini. Terima kasih juga buat persahabatan dan terutama hati anda yang selalu tersedia menerima dan mencintai saya dalam semua kekurangan. Saling mendoakan! Semoga damai Natal merajai hati anda. Itulah kenapa saya menulis reign over me, sambil menganjurkan pada teman-teman semua menonton film yang dimainkan Adam Sandler ini, reign over me. Meski tidak bercerita tentang Natal, tapi pas sekali dengan pesan natal. Salam dari jauh
Ronald,sx
Yaoundé-Cameroun

DEL NACIMENTEO,DE LA NAISSANCE, tentang Kelahiran

Ketika waktunya tiba
Di mana Ia harus lahir
Pria yang sedemikian muda ini
Keluar dari kamarnya kepada
Mempelainya yang dirangkulnya
Dan direngkuh pada kedua tangannya
Dan si Ibu yang gembira
Dalam sebuah kandang membaringkan-Nya
Di antara ternak yang sudah lebih dahulu mendekat ke sana

Orang-orang menyanyikan pujian
para malaikat melagukan kidung
bagi kedua mempelai
sementara Ia di kandang
menangis dan merintih
Itulah sukacita yang dibawa sang mempelai perempuan
Bagi mereka yang datang berkunjung malam itu
Dan sang ibu kemudian takjub
Melihat pertukaran ini:
Tangisan Anak Manusia
Menjadi anugerah bagi kita satu sama lain

(Jean de la Croix, Poéstes Complètes, les cahiers obsidiane,Paris)




0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds